-->

Puisi Ibu

No comments



Subhanallah
Anda melihat ibu anda sedang berada didepan anda.
Ternyata tangan itu tangan ibu anda yang sedang memanggi engkau.
Sekarang anda lihat sosok ibumu itu yang setiap hari anda marahi & hardik itu ada didepanmu.
Anda lihat wajahnya yang semakin tua karena memikirkan kemaksiatan yang kita lakukan.
Anda lihat wajahnya yang semakin tua karena memikirkan anaknya yang nakal & tidak pernah menurut dengannya.
Anda lihat kerut wajahnya yang semakin tua karena mungkin sekarang beliau sedang sakit tapi tidak dia ceritakan kepadamu karena takut mengganggu pelajaranmu.
Anda lihat wajahnya sekarang semakin tua dan rambutnya semakin putih karena mungkin dia menderita penyakit, dia tidak ceritakan kepadamu karena dia takut mengganggu pelajaranmu.
Kemudian ibumu tersenyum kepadamu.
Senyum yang sangat indah...
Kemudian ibumu mengecup keningmu sebagaimana ketika dia kecup keningmu saat engkau kecil dulu.
Kemudian ibumu mengusap kepalamu sebagaimana dia mengusap ketika dia menghiburmu saat engkau sedih waktu TK dan SD dulu.
Kemudian ibumu itu memelukmu dan engkau rasakan energi cinta dan keihlasan ibumu mengalir pada dirimu pagi ini.
Kemudian ibumu membisikan ditelingamu wahai anakku yang ibu cintai maafkan ibumu mengganggumu dipantai/tempat yang indah ini...
 maafkan kesalahan ibu selama ini ya nak... kalau ibu senantiasa menyuruhmu untuk sholat 5 waktu, kalau ibu senantiasa menyuruhmu belajar dan mematikah televisi,kalau ibu senantiasa menyuruhmu untuk berbakti kepada ibu dan ayahmu. Sebetulnya ibu tidak minta apa-apa nak.
Ibu cukup meminta doakan ibu satu menit saja setelah sholat-sholatmu nak.
Ibu tidak tahu apakah kau pulang nanti kau masih bisa melihat dan bertemu dengan ibu, mungkin ketika mobil sekolah mengantarkanmu kerumah kau melihat orang-orang sudah berkumpul di rumanmu dan ketika kau masuk kedalam rumahmu, kau sudah melihat ibumu telah ditutupi oleh kain, ketika kau raba wajah ibumu telah dingin,ketika kau raba nadi ibumu sudah tidak berdenyut.
Seandainya itu yang terjadi wahai anakku maafkan ibumu ini,maafkan jikalau ketika engkau kecil dulu ibu sering memarahimu.
Terus terang nak... sejak dulu ibu ingin beli baju baru tapi selalu ibu tahan supaya engkau bisa beli baju baru supaya engkau tidak malu dengan kawanmu.
Ibu ingin beli daster dan sendal baru tapi selalu ibu tahan supaya engkau bisa beli sepatu baru supaya engkau tidak malu dengan kawanmu.
Seandainya ibu tidak busa menemuimu lagi di ungaran/tempat ini .
Ibu titip ayahmu nak.
Temani dia gantikan ibu untuk memasakkan masakan kesukaannya.
Lihatlah baju ayahmu bahkan ketika kau bangun tidur siang diseore hari ayahmu belum juga pulang bukan?
Bahkan ketika kau sehabis sholat ashar engkau akan belajar ayahmu mungkin belum pulang, dan ketika dia pulang kau masih melihat bajunya basah karena keringat untuk membesarkan dan menyekolahkanmu.
Temani ayahmu nak...
Berbaktilah kepadanya karena hanya dialah satu-satunya kunci surga yang bisa engkau masuki.
Sekali lagi ibu minta maaf jikalau ibu sering tidak berkenan keadamu.
Maafkan ibu nak...
Maafkan ibumu yang dhoif dan lemah ini...
Satu yang harus engkau ketahui dibalik semua kata-kata ibu.
Ibu selalu mencintaimu dan selalu bangun malam untuk mendoakan kesuksesan buatmu walaupun kamu tertidur nyenyaak dikamarmu.
Kemudian ibu melepaskan pelukannya dan dia meninggalkan kamu.
Dia melambaikan tanggan kepadamu dan saat itu engkau besimpuh di pantai/tempat itu.
Ibumu telah hilang dipandanganmmu dan entah apakah kau masih bisa melihat wajah ibumu lagi.
Robbigfirli wali walidayya warhamhuma kama robayani shogiro.
Ya Allah maafkan dosa hamba dan maafkan dosa kedua orangtua hamba.
Sayangi mereka seperti mereka menyayangi saat aku kecil dulu.
Lindungi mereka saat mereka saat mereka melindungiku dengan menjadikan tubuhnya menjadi selimut sakan-akan tidak rela satu nyamukpun menyentuhku.
Sayangi mereka saat mereka menemaniku dirumah sakit Ya Allah...
Sayangi mereka sebagaimana mengantarkanku mendaftar SMK.
Mengantarkanku dipintu rumah setiap hari memasakkan aku nasi goreng/masakan kesukaanku padahal dia belum sarapan untuk mengisi perutnya tapi dia antarkan aku dipinggir rumah dipintu rumah dan mereka selelu mendoakan kebaikan kepadaku sayangi mereka Ya Allah...
Seandainya kau masih berikan kepadaku kesempatan untuk membahagakan mereka Ya Allah...
Aku ingin sekali mengajaknya berthowaf di Baitullah.
Aku ingin sekali magajaknya dan menggandeng tangannya untuk sa’i antara shofa dan marwa untuk berdoa di Roudhoh di Masjid Nabawi, Dengan uang hasil keringatku sendiri Ya Allah...
Ingin sekali aku memberikan hadiah ulang tahun untuk mengajaknya haji Ya Allah...
Astagfirulahhaladzim....
Astagfirulahhaladzim....
Astagfirulahhaladzim....

Comments